Kamis, 03 Maret 2011

Anjing dan Goblog

Jika ada yang berkata ”anda seperti kucing” mungkin anda tidak akan marah atau tersinggung, tapi jika ada yang berkata ”anda kayak anjing” sayah kira anda akan sangat marah. Kenapa ketika disebut kucing tidak marah tapi jika disebut anjing merasa tersinggung?  Salah apakah sang anjing sehingga namanya sering menjadi sebuah makian dan ungkapan kemarahan seseorang. Apakah karena anjing dianggap sebagai mahluk yang najis, sehingga ketika tubuh kita dijilat anjing harus dicuci sebanyak 7 kali dan salah satunya oleh tanah.
Namun di negari barat atau yang kebarat-baratan kata Anjing bukanlah kata yang lazim dipakai untuk memaki. Dog (anjing) malah menjadi ungkapan yang sering digunakan untuk memaknai sesuatu yang positip. Misal dog fight untuk istilah duel pesawat terbang, hotdog untuk makanan dari sosis deingan roti, bahkan istilah yang paling terkenal untuk posisi tertentu disebut dog style. Gaya ini cocok untuk orang yang sudah uzur karena cukup dengan mengendus endus kayak dogy hehehe...
Kembali ke topik semula, tetapi syukurlah kata anjing akhirnya mengalami pergeseran makna khususnya dikalangan anak muda, terutama sekali di kota besar seperti dikalangan anak muda Kota Bandung. Bagi anak muda Kota Bandung yang funky and gaul kata anjing dan kata goblog hanyalah sebuah tanda kalimat. Dalam ESD (Ejaaan Sunda yang belum Disempurnakan) Kata anjing hanya berarti sebuah koma (menghubungkan kalimat), sedangkan kata goblog  berarti titik (mengakhiri sebuah kalimat).
Jadi jangan marah atau merasa tersinggung jika anda berjalan-jalan di Kota Bandung akan sering mendengar kata anjing dan goblog dalam percakapan anak muda.
Biar lebih jelas kita lihat contoh berikut: "Tadi urang dahar anjing ayeuna rek ngaroko heula goblog" kalo kalimat ini diterjemahkan kepada bahasa indonesia yang baik dan benar akan menjadi: "Tadi saya makan, sekarang mau merokok dulu."
Namun demikian bagi yang tingkat TOEFL ESD masih rendah pasti akan sulit untuk mengartikan kalimat berikut  ”Anjing aing digegel anjing goblog”. Mungkin Kang Ugi bisa menjelaskan arti kalimat di atas?
Dalam perkembangannya kata anjing mulai mengalami peluluhan atau penghalusan, kata anjing dirubah menjadi lebih halus dengan kata anjrit, anjis atau anjroy. Bahkan di daerah Bronk seperti di Rock Watter (Cicadas) penghalus kata anjing cukup ditambahkan kata punten. Jadi jangan heran kalo ada orang yang lewat akan mengatakan permisinya dengan kata halus ”punten anjing” maka cukup dijawab dengan tutur kata yang tidak kalah halus juga ”mangga goblog”.
Pada tahun 1989 saya pernah melakukan sebuah penelitian kecil-kecilan (hanya menghitung beberapa orang saja) pada teman-teman SMA sayah di Bandung. Dalam percakapan sekitar 15 menit, rata-rata kata anjing dan goblog keluar lebih dari 10 kali. Malah saya sempat melakukan sebuah tantangan pada teman saya, seandainya dia mampu bertahan untuk tidak berkata anjing atau goblog selama 1 jam, saya akan memberinya uang 5 ribu (pada tahun 88 uang 5 ribu itu cukup lumayan untuk beli 2 bungkus rokok). Teman saya itu hanya bisa bertahan sekitar 30 menit, setelah itu ketika dia ngobrol kata anjing dan goblog meluncur dari mulut tanpa disadarinya.
Tah sakitu heula anjing engke lamun aya waktu dilanjutkeun goblog (Artinya : Nih segitu dulu, nanti kalo ada waktu dilanjutkan.) Hehehehehe.....  padahal mah sayah ingin memaki yang baca.
Hal inilah yang membuat sayah selalu kangen dengan Kota Bandung.  Meskipun selama di Jakarta sayah sering di elu-elu (elu lagi elu lagi)  dan di Bandung sering di sia-sia kan (sia deui sia deui) namun demikian bagi sayah Bandung adalah tetap Kota terindah di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar